Gempa itu tidak Membunuh Manusia

Gempa itu tidak Membunuh Manusia

gambar website smayamtala rarusak - 404 image not found - photo not available
Gempa bahkan tsunami paling hebat sekalipun, tidak membuat ikan panik. Bahkan ada pepatah mengatakan, gempa itu tidak membunuh manusia, tapi bangunan yang buruklah yang melakukannya.

Menurut Ahli Geologi, energi gempa telah diubah menjadi energi mekanis berupa pemindahan massa batuan dari posisi sebelumnya ke posisi saat ini. Dr Irwan Meilano menghitung ukurannya sebagai 240×120km dengan besarnya slip rata-rata pada bidang gempa 6.5m. Kedalaman rata-rata batuan yang dipindahkan ini kira-kira 30 Km, atau pada episenternya.

Coba saja hitung berapa berat batuan yang terpindahkan kalau saja berat jenis batuan itu 2.5 gr/cc atau kira-kira 2.5 juta kilotonne/cubic kilometer. Menurut para ahli, tenaga M 8.4 di Bengkulu ini setara 16ribu Kiloton TNT. Skala magnitude gempa itu logaritmik.

Semua energi ini sudah dipakai untuk memindahkan batuan. Tapi getarannya tetap ada. Disinilah kuncinya. Getaran yang dihasilkan gempa berbeda dengan getaran yang dihasilkan bom. Getaran gempa menghasilkan frekuensi rendah dibawah 7 Hz, dan amplitudonya cukup besar. Sehingga getaran itu tidak menyebabkan adanya perubahan tekanan yang besar ketika merambat. Sedangkan pada getaran bom, memiliki frekuensi tinggi serta menyebabkan perubahan tekanan cukup besar di air maupun di udara.

Tekanan inilah yang menyebabkan rusaknya bangunan, juga matinya ikan di laut ketika terjena bom ikan. Namun bom ikan ini tidak menghasilkan gelombang yang mampu merambat jauh. Sehingga getaran bom ikan hanya dirasakan di dekatnya, walaupun dekat tetapi sangat merusak keseluruhan ekosistem di laut. Koral serta terumbu karang hancur oleh ledakan bom ikan.

Gelombang gempa memiliki frekuensi rendah yang sangat dominan sehingga goyangannya inilah yang merusak bangunan, bukan tekanannya seperti ledakan bom. Itulah sebabnya bom itu akan membunuh manusia. Sedangkan gempa bumi ini tidak membunuh, yang membunuh adalah konstruksi bangunan yang tidak tahan goyangan.

Ada yang menyatakan "Earthquake did not kill people, the bad building did it". Jadi yang terpenting adalah konstruksinya yang harus memenuhi standar atau tahan terhadap goyangan gempa. Tentunya berbeda ketika gempa ini menyebabkan tsunami, ataupun tanah longsor.

Bahkan ketika tsunami ikan-ikan hanya terombang ambing seperti naik Kora-Kora di Ancol. Mungkin pernah mendengar adanya seorang yang sedang menyelam di kawasan Wisata Thailand yang tidak merasakan tsunami ketika sedang menyelam. Ya,memang karena dia hanya merasakan goyangannya saja. Konon dia hanya kaget ketika airnya menjadi keruh ketika naik ke permukaan.
Previous Post
Next Post

post written by:

Klub Pecinta Lingkungan dan Penggiat Olahraga Alam Bebas

0 Comments: